Follow through adalah tahap akhir dalam siklus tembakan panahan, di mana tubuh melanjutkan gerakan setelah anak panah dilepaskan. Meskipun panah telah meninggalkan string, gerakan tubuh yang tepat pada fase ini sangat penting untuk memastikan akurasi dan konsistensi tembakan.
Apa Itu Follow Through?
Dalam konteks barebow archery, follow through mencakup:
Tangan penarik: Setelah release, tangan penarik bergerak ke belakang sepanjang garis rahang atau menyentuh bahu belakang secara alami.
Lengan penahan busur: Tetap terentang ke arah target tanpa bergerak atau turun secara tiba-tiba.
Postur tubuh: Menjaga keseimbangan dan posisi tubuh tetap stabil hingga panah mengenai target.
Manfaat Follow Through yang Baik
Menjaga akurasi: Gerakan yang konsisten membantu panah terbang lurus menuju target.
Meningkatkan konsistensi: Mengurangi variasi dalam tembakan dari satu anak panah ke anak panah berikutnya.
Memberikan umpan balik: Postur dan gerakan setelah tembakan dapat memberikan indikasi apakah teknik sebelumnya sudah benar.
Tips Praktis untuk Follow Through yang Efektif
Jangan hentikan gerakan secara tiba-tiba: Biarkan gerakan tangan dan tubuh berlanjut secara alami setelah release.
Fokus pada target: Tetap pandangan pada titik aim hingga panah mengenai target.
Latih dengan kesadaran: Sadarilah setiap gerakan tubuh setelah tembakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan.
Gunakan video rekaman: Merekam sesi latihan dapat membantu melihat dan menganalisis follow through Anda.
Dalam dunia barebow archery, release (melepaskan string) adalah momen paling krusial. Meskipun semua elemen sebelumnya sudah benar – stance, anchor, dan aiming – jika release goyah, hasil tembakan bisa meleset jauh.
Release bukan hanya soal “melepaskan jari dari string”, tapi soal mekanika tubuh, relaksasi, dan kontrol emosi.
Apa Itu Release?
Release adalah proses melepaskan string dari jari penarik (biasanya 3 jari: telunjuk, tengah, manis) saat berada di anchor point. Tujuan dari release adalah melepaskan string tanpa mengganggu arah panah, agar panah bisa meluncur lurus menuju target.
Karakteristik Release yang Baik
Halus dan Bersih – Tidak ada tarikan atau sentakan ke kiri/kanan.
Relaks dan Natural – Jari tidak dipaksa membuka, tapi string “terlepas” karena rileks.
Follow-Through Konsisten – Tangan penarik tetap bergerak mundur sedikit dan rileks setelah release.
Tidak Ada Antisipasi (Flinching) – Jangan lepaskan dengan “dipaksakan” atau karena panik.
Langkah-Langkah untuk Release yang Ideal
1. Full Draw dan Anchor
Pastikan sudah berada di anchor point yang stabil.
Tarikan penuh, bahu belakang aktif, string di posisi konsisten.
2. Fokuskan Mata ke Target
Jangan fokus ke jari atau string.
Fokus ke X-ring sambil mempertahankan form.
3. Relaksasi Jari Penarik
Jangan “buka” jari dengan tenaga.
Tapi, lemaskan otot jari agar string keluar sendiri.
Rasakan seperti “string meluncur keluar” dari jari.
4. Follow-Through
Setelah string terlepas, tangan penarik bergerak alami ke belakang (menyapu pipi atau menyentuh bahu).
Jangan hentikan gerakan tiba-tiba — biarkan tubuh tetap rileks.
Latihan Teknik Release
Latihan
Tujuan
Keterangan
String Roll Practice
Melatih jari agar tidak mencengkeram
Gulung string di jari, lalu lepaskan pelan tanpa busur
Dry Fire with Trainer
Melatih feeling release
Gunakan bow trainer (tanpa anak panah), fokus pada jari
Mirror Release Drill
Melatih follow-through
Latihan di depan cermin, cek gerakan tangan mundur
Berbeda dengan recurve atau compound bow yang memakai sight (alat bidik), barebow archery mengandalkan insting dan referensi visual alami. Karena itu, teknik aiming (pembidikan) dalam barebow memerlukan pemahaman khusus yang menggabungkan sistem tubuh, referensi panah, dan latihan konsisten.
Walau tanpa alat bantu, barebow bisa sangat akurat — asal kamu tahu cara membidik yang benar.
1. Mengenal Metode Aiming di Barebow
Ada 3 metode utama aiming dalam barebow:
a. Instinctive Aiming
Tidak melihat panah, hanya fokus ke target.
Seperti melempar bola — tubuh “menghafal” jarak lewat latihan.
Cocok untuk tembakan cepat dan jarak pendek.
b. String Walking
Menggeser posisi jari di string tergantung jarak, agar ujung panah bisa langsung diarahkan ke target.
Butuh lebih banyak latihan dan referensi tetap, tapi sangat presisi jika konsisten.
c. Gap Shooting
Menggunakan ujung panah sebagai referensi visual.
Kamu melihat seberapa “jauh” ujung panah dari target (gap) dan menyesuaikan berdasarkan jarak.
Gap-nya berbeda untuk tiap jarak (misalnya: 10m = panah di bawah target, 20m = panah sejajar, dst).
d. Teknik X to X (Point-on Aiming)
X to X berarti kamu membidik dengan menempatkan ujung anak panah tepat di tengah target (X) saat berada di anchor point. Dengan kata lain, point of aim = point of impact.
Teknik ini digunakan saat:
Kamu ingin aiming lebih natural, tanpa perlu menyesuaikan gap vertikal seperti pada gap shooting.
Jarak target = point-on distance kamu (biasanya 20m–40m tergantung draw length dan spine anak panah).
2. Kunci Utama dalam Aiming
Kepala dan Mata Stabil
Posisi kepala harus netral, tidak miring atau condong.
Fokuskan mata dominan pada target (pastikan kamu tahu mata dominanmu).
Luruskan Panah dengan Mata dan Target
Pastikan ujung panah tampak lurus ke target saat di anchor.
Dalam gap shooting, panah bisa mengarah ke bawah target (tergantung jarak), tapi harus tetap sejajar horizontal dengan target.
Fokus ke Titik Tertentu (Aim Small)
Jangan cuma lihat “lingkaran target”.
Pilih titik spesifik (misalnya: tengah lingkaran kuning, atau bahkan lubang kecil).
“Aim small, miss small”: membidik detail membuat kesalahan jadi lebih kecil.
3. Latihan Aiming yang Efektif
Blank Bale Aiming
Tembak ke target polos dari jarak dekat (3–5 meter), fokus 100% ke aiming dan feeling anchor, tanpa peduli ke akurasi dulu.
Tujuan: memperkuat sistem pembidikan tanpa tekanan hasil.
Gap Chart Building
Buat tabel referensi jarak vs gap.
Catat posisi ujung panah terhadap target di tiap jarak (misalnya 5m, 10m, 15m, dst).
String Walking Practice
Kalau kamu pakai string walking, latih pola posisi jari di string dan sesuaikan feeling aiming-nya.
Dalam panahan, terutama di barebow archery, anchor point adalah titik kunci untuk mencapai konsistensi dan akurasi. Anchor point adalah titik referensi fisik yang kamu sentuh setiap kali menarik busur ke full draw — semacam “patokan” alami sebelum melepas anak panah.
Tanpa anchor point yang konsisten, aiming dan release akan jadi tidak terkontrol, dan tembakanmu akan sulit berulang akurat.
Yuk, kita bahas secara mendalam!
1. Apa Itu Anchor Point?
Anchor Point adalah titik tertentu di wajah atau rahang kamu tempat tangan atau jari menyentuh saat full draw. Di barebow, karena tidak ada sight atau alat bantu, anchor point ini sangat penting untuk membidik secara konsisten.
2. Ciri-Ciri Anchor Point yang Baik
Konsisten: Sama persis setiap kali menarik.
Nyaman: Tidak terasa dipaksa atau canggung.
Natural: Mudah ditemukan tanpa berpikir keras.
Kuat: Membuat posisi drawing terasa kokoh.
Kalau anchor point berubah-ubah, hasil tembakan pasti tidak stabil, walaupun teknik lainnya sudah benar.
3. Pilihan Anchor Point Umum di Barebow
Beberapa anchor point yang sering dipakai pemanah barebow:
Corner of Mouth (Sudut Mulut): Jari tengah menyentuh sudut mulut. Paling klasik dan mudah untuk instinctive aiming.
Under Chin (Low Anchor): Bagian belakang jari-jari nempel di bawah rahang atau dagu. Dipakai kalau mau aiming lebih presisi, kadang dikombinasikan dengan string walking.
High Anchor (Face Walkers): Jari menyentuh bagian pipi atau tulang pipi. Cocok buat jarak dekat dengan aiming cepat.
Saran: Untuk pemula, mulai dari corner of mouth dulu, karena lebih natural dan gampang diulang.
4. Tips Membentuk Anchor Point yang Konsisten
a. Gunakan Beberapa Titik Referensi Sekaligus
Misal: jari tengah di sudut mulut + string menyentuh ujung hidung + string menyentuh tepi bibir.
Semakin banyak titik kontak yang stabil, semakin kecil kemungkinan anchor point bergeser.
b. Rasakan Tekanan yang Konsisten
Setiap kali anchor, harus terasa tekanan yang sama di wajah/rahang.
Jangan hanya mengandalkan “feeling”, tapi cari sensasi fisik yang jelas.
c. Jaga Posisi Kepala Tetap
Kepala harus tegak, tidak condong ke depan atau belakang saat anchor.
Bayangkan kepala seperti “patung” — hanya tangan yang bergerak ke posisi anchor.
d. Latih di Cermin
Berlatih di depan cermin sangat membantu memperkuat memori otot.
Pastikan tangan dan kepala setiap kali anchor berada di posisi yang sama.
5. Kesalahan Umum Saat Anchor Point
Kesalahan
Dampaknya
Solusi
Anchor berubah-ubah setiap tembakan
Tembakan tidak konsisten
Gunakan lebih banyak titik kontak di wajah
Hanya mengandalkan insting tanpa sentuhan fisik
Sulit mengulangi posisi anchor
Fokus pada sensasi kontak (jari, string, wajah)
Kepala bergerak saat full draw
Garis aiming terganggu
Jaga posisi kepala netral dan stabil
Program Latihan Harian Anchor Point (7-10 Menit)
Latihan ini bisa kamu lakukan setiap hari, bahkan saat tidak pergi ke lapangan. Bisa dilakukan di rumah hanya dengan busur (tanpa anak panah) atau bahkan dengan bow trainer.
1. Warm-up: Shoulder & Back Activation (1-2 Menit)
Sebelum latihan anchor, aktifkan dulu otot punggung dan bahu:
Arm Circles: Putar bahu kecil → besar, 20x arah searah jarum jam dan 20x berlawanan.
Dalam panahan, terutama barebow archery, dua langkah awal yang sangat menentukan kualitas tembakan adalah nocking dan drawing.
Kalau nocking salah, panah tidak akan stabil. Kalau drawing salah, tenaga tidak maksimal dan tembakan sulit konsisten. Karena itu, memahami cara nocking dan drawing yang benar adalah dasar mutlak sebelum fokus ke teknik lainnya.
Yuk, kita bahas tips lengkapnya!
1. Tips Nocking (Memasang Anak Panah)
Nocking adalah proses memasang anak panah ke tali busur dengan posisi yang tepat.
Langkah-langkah nocking yang benar:
Pegang shaft anak panah sekitar 1/3 bagian depan, biar kontrolnya enak.
Pastikan nock (bagian ujung anak panah) menghadap benar (ada anak panah yang nock-nya punya arah tertentu).
Tempelkan nock ke tali tepat di nocking point (biasanya ada klem kecil di string).
Dengarkan ‘klik’ saat nock masuk: suara kecil ini menandakan anak panah sudah terkunci sempurna.
Pastikan bulu fletching (sirip panah) dengan warna berbeda (index vane) menghadap keluar dari busur, agar tidak nyangkut di riser saat ditembakkan.
Tips penting saat nocking:
Jangan dorong nock terlalu keras — cukup sampai bunyi klik.
Selalu cek bulu panah (fletching) tidak rusak sebelum dipasang.
2. Tips Drawing (Menarik Tali dan Panah)
Drawing adalah proses menarik string dan anak panah ke belakang hingga posisi siap tembak (full draw).
Langkah-langkah drawing yang benar:
Setelah nocking, jari-jari tangan dominan membentuk posisi hook pada tali:
Biasanya pakai 3 jari di bawah nock untuk barebow (three-under technique).
Tarik dengan otot punggung, bukan hanya lengan atau tangan.
Saat menarik, busur tetap menghadap target dan tidak goyang.
Tarik terus hingga mencapai anchor point yang konsisten (nanti dibahas lebih rinci di bagian anchor).
Perhatikan saat drawing:
Siku belakang harus mengarah sedikit ke atas garis bahu, jangan jatuh ke bawah.
Jaga bahu tetap rendah dan rileks, jangan terangkat.
Punggung aktif, seperti gerakan “menarik siku ke belakang”.
3. Kesalahan Umum Saat Nocking dan Drawing
Kesalahan
Dampaknya
Solusi
Nocking terlalu cepat atau kasar
Anak panah bisa rusak atau nock longgar
Fokus nocking dengan tenang, cek klik
Posisi fletching salah arah
Anak panah tersangkut di riser saat tembak
Pastikan index vane menghadap keluar
Drawing pakai tangan, bukan punggung
Tarikan tidak stabil, release jadi kacau
Latih drawing dengan squeeze scapula (tulang belikat)
Siku jatuh saat drawing
Panah mengarah ke bawah, release tidak konsisten
Bayangkan siku tarik ke belakang sambil naik sedikit
4. Latihan Praktis untuk Nocking dan Drawing
Dry Draw: Latihan menarik string ke anchor point tanpa melepas panah, fokus ke gerakan drawing yang halus.
Slow Nocking Drill: Latih nocking pelan-pelan sambil merasakan klik-nya dengan benar, tanpa terburu-buru.
Mirror Practice: Berdiri depan cermin saat nocking dan drawing, lihat apakah sikap tubuhmu stabil dan siku belakang sejajar bahu.
Dalam barebow archery, pegangan busur atau grip adalah salah satu aspek teknik yang sering dianggap sepele, padahal sangat menentukan akurasi dan konsistensi tembakan. Grip yang salah bisa menyebabkan busur berputar saat release (torque), membuat arah anak panah meleset dari target. Karena itu, memahami dan membiasakan grip yang benar adalah langkah penting yang tidak boleh dilewatkan.
Yuk, kita bahas tips lengkapnya!
1. Prinsip Utama Pegangan Busur: RELAX!
Grip dalam barebow harus ringan dan rileks. Jangan genggam busur dengan kekuatan penuh seolah-olah kamu akan menjatuhkannya. Pegangan terlalu keras justru akan menciptakan tekanan tidak seimbang dan membuat busur berputar saat release.
Kunci: Pegang busur cukup kuat supaya tidak jatuh, tapi cukup longgar supaya busur bisa bergerak natural saat melepas anak panah.
2. Posisi Busur di Telapak Tangan
Tempatkan grip busur di bagian lifeline (garis telapak tangan bagian bawah ibu jari).
Tekanan utama harus berada di bagian bawah ibu jari, bukan di tengah-tengah telapak tangan.
Busur harus bertumpu pada tulang telapak tangan, bukan di jaringan lunak tengah tangan.
Ini membantu transfer tenaga yang stabil dan mencegah rotasi busur.
3. Arahkan Tangan dengan Benar
Posisi jari-jari (kecuali ibu jari) sedikit menekuk di sekitar busur, jangan kaku atau lurus.
Ada teknik namanya “open grip” — jari-jari tidak menggenggam rapat, tapi membentuk seperti “cangkang” santai di sekitar riser.
Saat release, tangan yang rileks memungkinkan busur bergerak alami ke depan tanpa mengganggu arah tembakan.
4. Sudut Tangan pada Busur
Telapak tangan membentuk sudut alami sekitar 45 derajat terhadap riser busur.
Hindari meletakkan busur tepat di tengah-tengah telapak tangan (full flat), karena ini bisa menyebabkan torque.
Bayangkan telapak tanganmu miring sedikit ke arah luar, sehingga busur “mengunci” di tempat yang stabil.
5. Gunakan Sling (Tali Penahan) jika Perlu
Dalam barebow, penggunaan finger sling atau bow sling membantu kamu tetap rileks saat grip. Kalau kamu merasa takut busur jatuh saat release, sling ini membuat kamu nyaman untuk membiarkan busur “jatuh ke depan” setelah tembakan tanpa harus menggenggam erat.
6. Latihan Khusus untuk Grip
Dry Grip Practice: Latihan memegang busur tanpa menarik tali, hanya fokus membangun kebiasaan grip yang rileks dan konsisten.
Mirror Drill: Berdiri di depan cermin, cek apakah posisi tangan dan sudut grip sudah benar.
Video Yourself: Rekam sesi latihan, perhatikan tanganmu saat release — apakah busur berputar atau tetap lurus?
Kesalahan Umum Saat Grip (dan Cara Menghindarinya)
Kesalahan
Cara Menghindari
Genggam busur terlalu erat
Fokus pada relaxed grip, gunakan sling kalau perlu